Tunanganku Tidak Mungkin Berbuat Hal Itu



Kisah sebelumnya di Episode 3

Mas Pram, aku merasa ada yang salah dengan Mas Janu. Bukannya aku tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri, tapi kali ini sepertinya melibatkan tunanganmu, Nita. Kita perlu bicara. ASAP.

***

Aku terpaku menatap layar ponselku. Itu isi pesan singkat yang aku terima dari adikku beberapa hari yang lalu. Dan walaupun pesan singkat itu sudah lama aku terima, aku tetap tidak mengerti isinya. Berkali-kali aku membaca rangkaian kata-kata dalam pesan itu, tapi aku malah semakin bingung. Mengapa ia mengatakan bahwa Nita terlibat?

Awalnya, aku tidak ingin menanggapi permintaan adikku. Tapi karena ia menyebut nama Nita, aku seolah terlecut untuk mengoreknya lebih dalam lagi. Dan sekarang, aku sudah duduk berhadapan dengan adikku di sebuah sudut café. Kami belum mulai bicara, tapi raut wajah Rani sudah benar-benar bicara banyak.

***

“Benar kau tidak pernah menyuruh Janu untuk menyetor pekerjaannya via email, Mas?”

“Ya. Itu memang benar. Ada apa, Ran?”

“Ada sesuatu yang terjadi, Mas. Tapi aku tidak bisa memastikan apa itu. Tiba-tiba saja aku menerima pesan singkat dari Susan saat tengah malam. Susan mengatakan sesuatu tentang suamiku. Saat kutanyakan pada Janu, ia seolah berkata bahwa aku hanya mengada-ada saja. Aku tidak tahu, Mas. Siapa yang harus aku percaya saat ini? Maka dari itu aku ingin bicara padamu.”

“Lalu apa kaitannya dengan Nita?”

“Seminggu yang lalu, tepat di hari minggu, kebetulan aku ada jadwal pertemuan dengan rekan-rekan bisnisku dari luar kota. Janu di rumah saja karena kantor libur di hari minggu. Aku sudah keluar dari rumah, tapi karena ada yang tertinggal dan itu sangat penting, jadi aku memutar balik mobilku. Ketika aku masuk ke kamar tidur, Janu sedang mandi. Lalu ponselnya berbunyi. Saat aku lihat siapa nama peneleponnya, aku melihat nama Nita di layar ponsel itu.”

***

Apa? Benarkah itu? Sejak kapan Nita dan Janu saling mengenal? Maksudku, aku memang pernah membuat acara keluarga untuk mengenalkan Nita kepada keluarga besarku, itu termasuk adikku dan suaminya. Tapi kapan mereka mulai bertukar nomor ponsel? Bukankah itu pertemuan pertama mereka? Atau jangan-jangan, mereka sudah saling mengenal sebelumnya?!
Tunggu dulu?! Aku masih ingat ketika terakhir kali aku dan dia bertengkar, dia mengakui jika dia tengah dekat dengan seorang pria. Apakah itu memang Janu? Mengapa aku masih merasa bahwa hal ini tidak mungkin terjadi?

***

“Mas Pram….”

“Ya….”

“Dari mana mereka saling mengenal?”

“Yah…. Aku berpendapat, itu hanya kebetulan saja. Maksudku, Nita memang akan menjadi bagian dari keluarga kita, Ran. Jadi aku pikir wajar saja jika Nita dan Janu saling kontak. Jujur saja, aku pun tidak tahu kapan mereka pernah bertemu. Atau mungkin mereka adalah teman lama yang baru bertemu lagi sekarang. Kemungkinan seperti itu masih masuk akal, kan?!”

“Ya…. Yang tidak masuk akal adalah beberapa email dan sms yang pernah aku lihat di ponsel Janu. Semua itu terkirim dari akun dan nomor ponsel Nita Aku tidak habis pikir. Kalau memang keduanya baru saling kenal pada acara pertunanganmu, mengapa sepertinya semua kalimat-kalimat yang kubaca seolah menandakan mereka sudah saling memiliki satu sama lain?”

***

Oh, tidak! Itu tidak mungkin Nita! Tidak mungkin Nitaku!!! Ya, Tuhan. Benarkah semua yang kudengar hari ini? Ah, tidak!!! Sekali lagi kukatakan itu tidak mungkin!!!

Mungkin aku terlalu naïf dan terkesan terburu-buru menyimpulkan sesuatu. Tapi ini soal Nita. Aku bukan hanya satu atau dua bulan mengenalnya. Aku sudah mengenalnya bertahun-tahun yang lalu. Aku tidak bisa begitu saja percaya dengan apa yang baru saja kudengar, walaupun yang mengatakan hal itu adalah adikku sendiri.

Tidak!!! Tunanganku tidak mungkin berbuat hal itu. Ia tidak mungkin selingkuh.

--- bersambung ---



Artikel dapat dilihat di sini.

0 comments:

Post a Comment