Siapa yang
tidak tahu Bali? Mungkin di antara para pembaca ada yang fasih menyebutkan spot apa saja yang menarik dan banyak
didatangi wisatawan. Pantai Kuta, Legian, Ubud, Nusa Dua, Bedugul, Kintamani,
Lovina, Pantai Pandawa, Monkey Forest, hanya sebagian kecil dari sekian banyak
lokasi yang bisa dikunjungi. Jutaan wisatawan, baik lokal maupun asing, datang
ke Bali untuk berlibur. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang menjadikan Bali
sebagai tujuan berlibur setiap tahunnya. Meskipun masih banyak tujuan wisata
lain yang sama menariknya dengan Bali, itu sah-sah saja. Siapa pun berhak
melakukannya. Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar liburan
tidak berakhir sia-sia dan bebas dari rasa khawatir.
Pertama,
tujuan wisata. Bali memang lebih kecil jika dibandingkan dengan Pulau Jawa,
apalagi dengan Kalimantan. Akan tetapi, pantas rasanya jika kita menyebut bahwa
tiap jengkal Bali adalah tujuan wisata. Saking banyaknya, kita harus memilih
tempat mana yang benar-benar ingin kita kunjungi. Bukan apa-apa, ini
semata-mata karena waktu yang terbatas.
Anggaplah kalian
hanya punya waktu tiga hari di Bali, maka fokuskan hanya pada satu area.
Misalnya Bali bagian selatan. Di bagian ini saja ada puluhan spot menarik. Tak
akan sanggup rasanya jika harus dituntaskan dalam satu hari. Boleh saja jika
kalian ingin merambah ke bagian lain, misalnya ke Bedugul yang berada di
tengah-tengah Pulau Bali. Tetapi, waktu kalian akan terbuang di jalan, apalagi
dengan kondisi lalu lintas Denpasar-Badung-Tabanan yang padatnya nyaris
menyamai kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sungguh, kalian tentu tak mau
liburan kali ini berakhir dengan gerutuan “tua
di jalan”.
Kedua,
kondisi fisik. Aktivitasnya mungkin hanya
main di pantai, lihat matahari terbenam, dan makan malam di restoran tepi
pantai. Tetapi, serius deh, kalau kalian tidak terbiasa dengan angin pantai, apalagi
jika dalam kondisi kurang fit, tubuh kalian akan bereaksi keras. Alih-alih
menuju tempat wisata berikutnya, kalian malah mencari apotek terdekat untuk
membeli ramuan anti masuk angin.
Perhatikan
juga bulan keberangkatan kalian. Kalau kalian berniat mencari udara hangat,
lebih baik tidak kemari saat Juni hingga Agustus. Pada masa itu, hawa di sini
lebih dingin dari biasanya. Dan, kalau kalian kemari di rentang Desember hingga
Februari, siap-siap membawa payung atau jas hujan, atau memilih tempat wisata in door sebab curah hujan akan lebih
tinggi dari biasanya.
Ketiga, dan
yang paling penting, dana. Yap, ini poin utamanya. Bagi yang duitnya tinggal nggunting dan nggak berseri
(baca: dana berlebih atau bahkan nyaris tak berbatas), tentu bebas memilih
tempat menginap dan kebutuhan lainnya. Mulai dari hotel dengan jenama
internasional persis di hadapan Pantai Kuta atau Nusa Dua, hingga vila privat
yang hanya segelintir selebritas dan figur publik yang mampu mengaksesnya. Akan
tetapi, bagi yang memiliki dana terbatas, tentu tidak bisa sesuka hati
melakukan hal yang sama.
Perlu
ditinjau lagi, apa tujuan kalian berlibur ke Bali (atau tempat lainnya di
belahan dunia mana pun). Jika lebih banyak aktivitas di luar ruangan — mungkin
mengikuti olahraga ekstrem — tentu tidak perlu memilih penginapan yang bertarif
mahal. Dengan tubuh penat, kalian mungkin tidak peduli dengan hiasan bunga
jepun dan handuk yang dibentuk artistik yang biasanya terdapat dalam kamar
bertarif mahal. Kalian hanya perlu hanya membersihkan diri, lalu tidur beralas
seprai bersih. Namun, tidak ada salahnya jika kalian ingin menginap di tempat
keren yang sedang ngehits di kalangan
traveler.
Bisakah? Tentu
bisa.
Caranya?
Yang paling
sederhana dari semua cara adalah, menabung. Sisihkan sebagian pendapatan kalian
untuk tujuan ini. Bisa dengan membuat rekening lain atau as simple as simpan dalam celengan ayam. Besarannya tentu
bervariasi, tergantung semewah apa penginapan yang kalian inginkan. Kalian juga
bisa memakai aplikasi perencanaan keuangan daring untuk membantu merumuskan
pendanaan selama liburan. Jangan khawatir, di sana ada para pakar yang siap
membantu mewujudkan rencana keuangan kalian.
Jalan ninja
lainnya adalah, berburu promo atau potongan harga. Hotel-hotel berbintang lima
dan di atasnya juga memiliki kamar low
budget dengan jumlah terbatas. Hanya saja, low budget di sini jangan serta-merta dipadankan dengan tarif hotel
bintang satu atau dua.
Untuk
transportasi selama liburan, ada beberapa pilihan yang bisa diambil. Kalian
bisa menyewa sepeda motor, mobil (dengan atau tanpa sopir), atau ikut paket tur
dengan grup berisi lima hingga sepuluh orang. Kalau ingin benar-benar berhemat,
menyewa sepeda motor dalah pilihan yang tepat. Jangan khawatir soal nyasar di jalan. Kalian tentu bisa
mengakses peta daring sebagai panduan. Kekurangannya adalah, kalian harus tabah
berhadapan dengan lalu lintas yang yaaaa-gitu-deh.
Nah,
sekarang soal makanan. Tidak jauh berbeda sebenarnya. Tergantung selera kalian.
Juga, seberapa tangguh kalian berburu informasi dari pemandu lokal jebolan Google. Satu tip jika kalian ingin
bersantap dengan tenang: lihat dulu daftar harganya. Kalau mereka tidak
memajang daftar harga, tak ada salahnya bertanya lebih dulu. Sebab, malu
bertanya (akan) malu-maluin (kalau ternyata duitnya nggak cukup buat bayar nasi
sepiring doang ngahahaha…).
Jadi, sudahkah
kalian membeli celengan ayam? Kalau sudah, selamat menabung. Dan, sampai jumpa
di Bali.
Foto koleksi pribadi. Silakan digunakan tanpa menghilangkan identitas di sudut foto.
Artikel pertama tayang di Kompasiana.