Asa Asha

“Yang terjadi, kau akan mencabuti kelopak bunga pucat itu satu persatu, sambil bergumam ‘datang’ dan ‘tidak’ bergantian.”

Cerita Nara Sang Pramuria

“Aku tidak pernah mengerti jalan pikiran mereka. Maksudku, para pria. Apakah mereka selalu enggan mengingat kejadian penting dalam sebuah tanggal?” Nara tiba-tiba mengoceh di tengah hiruk pikuk kencangnya dentuman musik di sebuah ruang diskotik.“Apa maksudmu?” tanya Yoda sembari menghembuskan asap rokok dari cuping hidungnya.“Aku pernah mengenal seorang pria. Dulu…, jauh sebelum aku bertemu denganmu, Yoda. Katakanlah… aku dan pria itu, pernah...

Blue Dragonfly - Chapter Ten

Chapter Ten – From This Momentkisah sebelumnya Chapter Nine9 Oktober 2011Aldo menjabat tangan pria paruh baya yang duduk tepat di hadapannya. Kemudian Aldo mengucapkan ikrar suci yang ditunggu-tunggu oleh semua yang hadir saat itu.“Saya terima nikahnya Kirana Utari binti Suryo Dewantara, dengan mas kawin uang sebesar lima juta rupiah, lima belas gram emas, dan seperangkat alat sholat, dibayar tunai.”“Sah? Sah?” tanya pria paruh baya itu kepada...

Blue Dragonfly - Chapter Nine

Chapter Nine – Blue Dragonfly kisah sebelumnya Chapter Eight Aldo menepati janjinya mengajak Kirana ke tempat rahasianya. Mereka berangkat hari sabtu pagi selepas sarapan. Di perjalanan, Aldo tetap tidak mau menceritakan ke mana mereka akan pergi. Aldo hanya mengatakan kalau tujuannya ada di luar Jakarta. Kirana menurut saja. Dia percaya Aldo tidak akan membuatnya lebih penasaran lagi dari saat ini. Paling tidak, Kirana bisa menikmati...

Blue Dragonfly - Chapter Eight

Chapter Eight – Pertemuan Kedua, an Explaination kisah sebelumnya Chapter Seven Bulan Januari, satu minggu setelah pergantian tahun, Kirana dan Femi berada di sebuah toko kaset. Mereka biasa mengunjungi toko itu sebulan sekali sekedar untuk mendengarkan lagu-lagu keluaran terbaru atau membeli CD film. Ketika pandangan Kirana sedang asyik menyusuri deretan kaset yang terpajang di rak, tiba-tiba saja Femi mencolek lengannya. “Ran, coba lihat...

Blue Dragonfly - Chapter Seven

Chapter Seven – Hot Cappucino kisah sebelumnya Chapter Six Pukul sepuluh lebih, Aldo sudah kembali ke rumah Kirana. Kali ini dia membawa mobil karena banyak yang harus dibawa untuk mendukung pekerjaannya. Aldo membawa laptop dan perangkat lainnya, juga beberapa bundel dokumen. Kirana menyambut Aldo di depan pintu masuk. Dia sudah merapikan diri. Sebuah kecupan ringan dihadiahkan Aldo pada dirinya. “Kamu udah sarapan?” tanya Aldo. “Udah....

Blue Dragonfly - Chapter Six

Chapter Six – Miss You Like Crazy kisah sebelumnya Chapter Five Kirana terbangun di pagi hari. Matanya masih terasa berat karena ia hanya tertidur beberapa jam saja. Namun dipaksanya untuk bangun karena matahari sudah mulai tinggi. Semalam, Kirana dan Aldo terus mengobrol sampai lewat tengah malam. Aldo pun tidak pulang ke apartemennya. Dia tidur di kamar tamu. Kirana beranjak dari ranjang dan keluar kamar. Dia langsung menuju kamar tamu....

Blue Dragonfly - Chapter Five

Chapter Five – Masih Mencari Jawaban kisah sebelumnya Chapter Four Entah sudah berapa lama Kirana tak sadarkan diri. Matanya terbuka perlahan. Ia masih merasa lemas dan kepalanya terasa berat. Di atas meja di samping ranjang, ada beberapa bungkus obat dan segelas air putih. Pandangan Kirana berpaling ke sisi ranjang lainnya. Aldo duduk di sana dan tersenyum kepada Kirana. “Kamu masih di sini, Al?” “Iya, aku masih di sini. Tadi kamu pingsan...

Blue Dragonfly - Chapter Four

Chapter Four – Aku Masih Milikmu? Atau Kau Masih Milikku? kisah sebelumnya Chapter Three Tiga orang ini masih terdiam di tempat yang sama. Kirana, Aldo, dan Femi. Tidak ada satupun di antara mereka yang berani memulai pembicaraan lebih dulu. Beberapa pertanyaan, atau mungkin malah ratusan pertanyaan, berkelebat di otak masing-masing. “Ran.” Akhirnya Femi memecah kesunyian. “Aku pulang dulu ya. Udah sore nih.” Femi masuk kembali dan mengambil...

Blue Dragonfly - Chapter Three

Chapter Three – Run… Run… Run… kisah sebelumnya Chapter Two Dua minggu setelah kejadian di kafe, keadaan sudah kembali normal. Kirana juga sudah melupakan pria itu dan kembali tenggelam ke dalam tugas-tugas kantornya. Bulan Desember adalah bulan yang sibuk, bahkan mungkin yang tersibuk sepanjang tahun. Semua kegiatan selama setahun ini harus dibuatkan laporan dan disetorkan kepada atasannya. Hari ini juga, tepat dua minggu sebelum tahun baru...

Blue Dragonfly - Chapter Two

Chapter Two – Pertemuan Pertama kisah sebelumnya Chapter One Pandangan Kirana masih tertuju pada layar ponselnya. Kirana me-refresh akunnya sekali lagi. Status Aldo baru 15 menit yang lalu di-posting. Kirana sangat ingin menulis komentar pada status Aldo. Namun urung dilakukannya. Bagaimana jika Aldo tidak ingin Kirana berhubungan lagi dengan dirinya? Kalau memang begitu faktanya, mengapa tidak sekalian saja hapus aku dari daftar teman,...

Blue Dragonfly - Chapter One

Chapter One – Berawal Dari Sebuah Mimpi Pria itu berdiri di hadapan Kirana. Lama sekali mereka berdua terdiam. Berdiri di antara kerumunan orang-orang di suatu koridor sebuah mall. “Tenang saja. Aku tidak akan menyakitimu,” ucap pria itu sambil memegang tangan Kirana. “Tapi aku tidak mengenalmu,” kata Kirana. Pria itu tersenyum. “Nanti pasti kau akan mengenalku. Kalau sudah mengenalku, aku yakin kau akan mempercayaiku. Dan kemudian kita...

Bolehkah Kupinjam Senyummu?

Bolehkah kupinjam senyummu?Akan kubingkai dengan lempengan emasLalu kupajang di dinding hatiku…Di rongga paru-paruku…Di dalam tempurung kepalaku…Di sekujur pembuluh darahku…Dan di setiap jengkal kulit tubuhkuAgar mataku dapat senantiasa menangkap indah senyummuBolehkah kupinjam senyummu?Tak lama… hanya beberapa saat sajaKuingin senyummu ada ketika aku bangun dari tidurMenemaniku menikmati secangkir kopiMenyulut batang rokok sisa semalamKuingin...

A Night at City Morgue

Abby menekuni form yang ada di tangannya. Lalu ia mulai memakai jubah kerja berwarna putih dan masker. Kini ia sudah berada di samping meja otopsi, memandang sesosok tubuh kaku itu dengan tatapan dingin.“Jadi namamu James Madwick, ya?!”Ruangan itu tetap hening.“Usiamu baru 31 tahun, James. Masih terlalu muda untuk pergi dari dunia ini. Sekarang mari kita lihat, apa yang membuatmu berakhir di atas meja kerjaku.”Praaangg!!!Ada sesuatu yang jatuh...

Aku Bukan Pelacur!!!

Maya melangkah keluar rumah untuk menuju tempat kerjanya. Bukan gedung kantoran atau mini market dengan merk tertentu, hanya sebuah ruas jalan ibukota yang ramai lalu lalang kendaraan, bahkan ketika semua manusia terlena oleh bunga tidur mereka. Tapi tidak dengan Maya. Ia tidak boleh menikmati mimpi indah karena ia harus bekerja. Inilah saatnya ia mengadu nasib dan mempertaruhkan dirinya demi sesuap nasi untuk esok hari. Sekarang baru jam...