A Night at City Morgue



Abby menekuni form yang ada di tangannya. Lalu ia mulai memakai jubah kerja berwarna putih dan masker. Kini ia sudah berada di samping meja otopsi, memandang sesosok tubuh kaku itu dengan tatapan dingin.

“Jadi namamu James Madwick, ya?!”

Ruangan itu tetap hening.

“Usiamu baru 31 tahun, James. Masih terlalu muda untuk pergi dari dunia ini. Sekarang mari kita lihat, apa yang membuatmu berakhir di atas meja kerjaku.”

Praaangg!!!

Ada sesuatu yang jatuh dan pecah. Abby jadi urung membuka selubung yang menutupi tubuh James. Ia melangkah perlahan dan mencari sumber bunyi itu.

Ternyata gelas di meja kerjanya terguling dan jatuh ke lantai. Segera saja Abby membersihkan pecahan gelas dan membuangnya ke tempat sampah. Namun ia bingung, apa yang menyebabkan gelas itu terguling. Di sini tidak terjadi gempa, tidak ada angin kencang yang menerobos masuk ke ruangan, dan tidak ada satu kucing pun yang berkeliaran di dalam gedung.

“Oke. Ini agak sedikit menakutkan,” ujar Abby. “Siapapun kau, lebih baik keluarlah.”

Abby menunggu sampai beberapa saat. Tapi tetap saja tidak ada yang menyahutnya. Dua suara yang ia dengar adalah suara hentakan jarum jam dan suara hembusan napasnya sendiri.

“Aku yang menjatuhkan gelas itu, Abby.”

Seseorang bersuara tepat di belakang Abby. Abby pun langsung berbalik untuk melihat siapa pemilik suara itu. Tapi….

“Kau… kau…. Siapa kau? Mengapa kau ti… ti… tidak berpakaian?” Ucapan Abby jadi terbata-bata setelah melihat wajah orang itu.

“Hai, Abby. Aku James Madwick.”

Abby melihat ke arah meja otopsi. Kosong. Tidak ada tubuh kaku yang tergeletak di sana. Lalu ia kembali melihat sosok pria tanpa busana yang berdiri di hadapannya. Dan pria itu melempar senyum menyeringai kepada Abby. Iapun berteriak sambil melempar benda apa saja yang terraih oleh tangannya. Tapi benda-benda itu seolah melewati sesuatu yang tembus pandang.

***

“dr. Williams. Bangunlah, dok. dr. Williams, bangunlah. dr. Abby Williams!!! Bangun!!!”

Mr. Benson akhirnya harus setengah berteriak untuk membangunkan Abby.

“Oh, Mr. Benson. Di mana aku?”

“Kau masih di ruang rehat, dok. Kau berteriak-teriak ketika tidur. Apa kau bermimpi buruk?” tanya si satpam itu kepada Abby.

“Hmm…, sepertinya begitu. Tapi aku sudah tidak apa-apa,” jawab Abby.

“Baiklah. Kalau begitu, mungkin kau bisa mulai bekerja lagi, dokter. Ada kiriman mayat lagi malam ini. Baru saja tiba beberapa menit yang lalu dan sudah saya letakkan di ruang otopsi.”

“Oke. Ayo kita ke sana, Mr. Benson.”

Abby berjalan menuju ruang otopsi ditemani Mr. Benson.

Di ruang otopsi, Abby langsung membuka kain yang menutupi wajah si mayat. Tapi Abby merasa ada yang aneh. Sepertinya ia pernah melihat wajah itu sebelumnya.

“Ini keterangannya, dok,” ujar Mr. Benson sambil membaca form di tangannya. “Namanya James Madwick dan usianya 31 tahun.”


artikel bisa juga dilihat di sini

0 comments:

Post a Comment