
Sudah
sekian purnama Ru pergi, sekian purnama pula aku tidak melihat wajahnya.
Biasanya, aku akan ke taman kota untuk mengusir resah, menyerap energi dari
hijaunya dedaunan di sana. Duduk berjam-jam di undakan monumen, hanya untuk
mengulang segalanya. Meskipun pada pengujung hari, aku tidak peduli pada diriku
sendiri. Aku akan tetap menjalani ritual yang sama. Bekerja, pulang, lalu
bermimpi.
Hingga hari
itu, aku terjebak antara mimpi dan...