Asa Asha

“Yang terjadi, kau akan mencabuti kelopak bunga pucat itu satu persatu, sambil bergumam ‘datang’ dan ‘tidak’ bergantian.”

Moy dan Ru

“Kamu bisa jatuh cinta tanpa jatuh hati, Ru?” Ru memandang perempuan di sebelahnya, menatapnya lekat-lekat seolah-olah perempuan itu makhluk asing yang baru turun dari unidentified flying object. Seolah-olah perempuan itu baru saja menenggak bergalon-galon bir tanpa es batu. Seolah-olah ada makhluk astral yang menumpang sejenak di otak perempuan itu, mencuci otaknya, lalu pergi tanpa permisi. Tapi, yang Ru lihat hanya sorot kesungguhan dari perempuan itu. Dan, itu aneh, pikir Ru. “Jatuh cinta itu sakit, Ru.” Ru tidak menanggapi. Tepatnya, bingung...