“Kamu bisa jatuh cinta tanpa
jatuh hati, Ru?”
Ru memandang perempuan di
sebelahnya, menatapnya lekat-lekat seolah-olah perempuan itu makhluk asing yang
baru turun dari unidentified flying
object. Seolah-olah perempuan itu baru saja menenggak bergalon-galon bir
tanpa es batu. Seolah-olah ada makhluk astral yang menumpang sejenak di otak
perempuan itu, mencuci otaknya, lalu pergi tanpa permisi.
Tapi, yang Ru lihat hanya sorot
kesungguhan dari perempuan itu. Dan, itu aneh, pikir Ru.
“Jatuh cinta itu sakit, Ru.”
Ru tidak menanggapi. Tepatnya,
bingung...