Asa Asha

“Yang terjadi, kau akan mencabuti kelopak bunga pucat itu satu persatu, sambil bergumam ‘datang’ dan ‘tidak’ bergantian.”

Menikmati Orgasme Pengetahuan

Mungkin sudah banyak yang membahas soal jenis orgasme yang satu ini. Beberapa di antara kalian juga mungkin sudah mengerti apa yang hendak saya bahas di sini. Yang jelas, ini murni opini saya. Semisal ada kesamaan dengan apa yang diungkapkan orang lain, itu kebetulan semata.Lagi-lagi soal orgasme, ya? Tenang, ini bukan sesuatu yang buruk. Malah mungkin bagi sebagian orang, ini adalah kewajaran yang menyenangkan.Menurut KBBI, orgasme memang istilah...

Dez dan Em

 Namanya Dez. Bukan nama sebenarnya, tetapi begitulah ia dipanggil oleh teman-temannya. Aku mengenalnya sejak dua tahun lalu ketika aku tak sengaja menonton sajian musik akustik di pelataran mal. Aku waktu itu sedang duduk di salah satu bangku kedai kopi, sendirian, menghadap laptop dengan setumpuk tenggat yang harus dituntaskan. Di antara lalu lintas tanganku dari laptop, ponsel, botol air mineral, juga gelas kopi kedua, telingaku menangkap...

Nug dan Bibirnya

  Ia akan datang ke kotaku, begitu katanya ketika kami bicara lewat telepon minggu lalu. Dan, ia akan datang sendirian. Ialah Bunga, perempuan yang sudah dua tahun ini membuatku benar-benar merasakan rindu yang tak tertahankan. Ialah Bunga, yang membuatku setiap hari tak sabar menunggu sapaannya. Ialah Bunga, yang membuatku mengerti bahwa cinta perlu diperjuangkan. Aku sudah si lobi stasiun sejak tiga puluh menit lalu. Kereta yang membawa...

ARTEMIS

Kata orang, kamu harus berada dalam jarak terlebih dahulu jika ingin merasakan namanya rindu. Aku bilang, omong kosong. Mereka tahu apa soal rindu? Mereka tahu apa soal jarak? Mereka hanya tahu lewat omongan orang lain, tetapi tidak pernah merasakannya sendiri. Bahwa, rindu itu bisa terjadi kapan saja, meskipun aku melihat subjeknya setiap hari. *** Kami memulainya dalam diam, bahkan tak pernah terpikir sebelumnya bahwa kami akan menjalani...

Melodi Hujan

Apa yang akan kita dapat dari hujan? Tidak ada. Hanya gigil dan kuyup. Mungkin juga aroma tanah basah pada awalnya. Menyenangkan, tetapi terlalu lekas berlalu. Menyenangkan, tetapi tidak cukup menghalau sesuatu yang tak ingin kurasakan. Menyenangkan, tetapi tidak mampu mempertahankan senyum di wajahku. Lalu, kamu datang mengacaukan pikiranku soal hujan. Katamu, “Gigil? Pakailah jaket berlapis-lapis. Kuyup? Ya, jangan keluar rumah, Moy!” Ingin sekali...