Puisiku, Puisimu

1379083494685467285


Puisiku, puisimu.
Puisi merah muda, puisi biru langit.
Puisi arum manis, puisi kopi pahit.
Puisi melati, puisi kesturi.

Ah, di mana kita akan menuliskannya, Sayang?
Di kertas, dengan pena bulu angsa dan tinta bercampur prada Bali?
Di daun lontar, supaya membumi dan terkesan ‘selamanya’?
Di atas kanvas, dengan kuas terlembut sejagad?

Kayu apa yang cocok untuk membingkainya?
Cendanakah, yang aromanya semerbak?
Jatikah, agar rayap tak sudi menyentuh?
Kayu biasakah? Asal kita sanggup merawatnya, maka rayap pun tak mau mendekat.

Di tembok sebelah mana kita akan menggantungnya?
Di ruang tamu, agar terlihat semua tamu yang datang?
Di kamar tidur, membuatnya hanya jadi santapan kita berdua?
Di ruang tengah, menemani liak liuk tubuh kita menikmati rehat?

Lalu, Sayang….
Apa akan muncul lagi puisi serupa itu, Sayang, sampai penuh tembok rumah kita?

Denpasar, 130913 - @sekarmayz

Gambar koleksi pribadi.

1 comments: