
Ratmi, yang baru setahun lalu menghuni Desa
Lemahwungkuk, tidak pernah terdengar mengeluh. Itu bukan kebiasaannya. Tapi,
suatu waktu, di kamar mandi, ia menangis bak anjing yang melolong karena
kehilangan anaknya. Tidak ada yang mendengar lolongan menyayat hati itu,
kecuali seorang tukang kebun yang bekerja di rumah sebelah rumah Ratmi.
Semenit, dua menit, lima menit, si tukang kebun berusaha abai pada suara tangis
Ratmi. Lalu, menit kesekian...