
Cantik. Itu yang aku lihat begitu wajahnya muncul di hadapanku. Aku yang sedang membolak-balik dengan bosan halaman Intisari menjadi sedikit terlonjak. Tapi, aku segera menguasai diri. Kubetulkan ritme napasku dan mencoba untuk tersenyum.
“Maaf, Mas. Saya mahasiswi dari fakultas ekomoni, menawarkan jajanan tradisional,” kata gadis itu sambil sedikit menyorongkan nampan ke arahku. “Ini sekaligus mempraktekkan konsep wirausaha yang pernah dipelajari...